Rabu, 18 Juli 2012
Selasa, 17 Juli 2012
Pendidikan Seni di SD
A. KONSEP SENI
1. Pengertian Seni
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya,
walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal
dari kata “sani” yang kurang lebih artinya “Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa”.
Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/ seniaman saat akan membuat
karya seni, namun menurut kajian ilimu di eropa mengatakan “ART” (artivisial)
yang artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan. Namun
kita tidaka usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya kalu kita
memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakain memperkeruh suasana
kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka.
Seni adalah proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang
menarik indra atau emosi. Ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia,
ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan
lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai
estetika.
2. Sifat Seni Secara Umum
Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan
universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu
yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh: Batu yang diubah menjadi patung,
tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi
sebuah tarian, dll. Sifat individual adalah bahwa suatu karya seni memiliki
ciri perseorangan dari penciptanya. Lagu-lagu yang diciptakan Ebit G. Ade,
sangat berbeda dengan lagu-lagu Rhoma Irama, Titik Puspa, atau pun yang
lainnya. Atau lukisan Afandi sangat berbeda dengan lukisan-lukisan Basuki
Abdullah, Raden Saleh, Popo Iskandar, Piccaso, Van Googh, maupum pelukis
lainnya. Ciri khas pribadi inilah yang merupakan identitas dari karya mereka.
Seni memiliki sifat perasaan, pengertiannya dalam membuat karya seni selalu
melibatkan emosi dan jiwa. Oleh sebab itu, untuk dapat menikmati sebuah karya
harus menggunakan kepekaan perasaan yang paling dalam. Sebuah lagu yang
diciptakan melalui perasaan seorang seniman, kemudian dibawakan seorang
penyanyi yang menjiwai isi lagu itu. Tampil dalam suara dan penampilan yang
seirama, maka para pendengar lagu itu akan tergugah hatinya. Semua itu jika ada
kesungguhan dalam menggunakan indera rasa seperti yang dilakukan pencipta dan
penyanyinya.Seni memiliki sifat abadi atau keabadian. Sesungguhnya semua
pembuatan manusia memiliki sifat demikian, yaitu perbuatan baik atau tercela
yang sudah dilakukan tidak dapat dibatalkan. Seseorang yang telah berjasa kepada
kita, sosoknya akan selalu melekat sampai akhir hayat, walau pun mungkin
bendanya sudah hilang ditelan masa. Jika membuat karya seni memiliki tujuan
estetik atau keindahan, hendaknya orang yang menikmatinya turut berlatih juga
untuk berbuat sesuatu yang indah dan terpuji. Maka layaklah seorang seniman
mendapat penghargaan ketika ada anak yang berbuat sesuatu kebaikan jika
terpengaruh (menangkap amanat) cerita film, novel, syair lagu, dll. Tetapi
sebaliknya, siapa yang bersalah jika kelakuan tidak baik diakibatkan oleh
pengaruh cerita film atau buku-buku yang tidak mendidik? Seni bersifat
universal, artinya seni tidak mengenal batasan waktu, bangsa, bahasa, dll.
Sebagai contoh, semua orang yang berlainan bahasa akan tertawa terbahak-bahak
ketika melihat tingkah laku badut sirkus yang sangat lucu. Atau seorang yang
melihat gambar karikatur akan tersenyum tanpa mengetahui siapa pembuatnya.
B. KONSEP SENI RUPA
1. Pengetian Seni Rupa
Seni rupa adalah salah satu cabang kesenian,seni rupa merupakan ungkapan
gagasan dan perasaan manusia yang diwujudkan melalui pengolahan median dan
penataan elemen serta prinsip-prinsip desain.
Seni rupa merupakan realisasi imajinasi yang tanpa batas dan tidak ada
batasan dalam berkarya seni. Sehingga dalam berkarya seni tidak akan kehabisan
ide dan imajinasi. Dalam seni rupa murni, karya yang tercipta merupakan bentuk
dua dimensi dan tiga dimensi. Sehingga objek yang dibuat merupakan hasil dari
satu atau lebih dari media yang ada (sebagai catatan bahwa media atau bahan seni
di dunia juga tidak terbatas).
Dalam berkarya seni, tidak pernah ada kata salah dan juga tidak ada yang
mengatakan salah pada karya yang telah diciptakan. Namun demikian, di dalam
proses berkarya seni, karena dalam hal ini adalah proses belajar, maka harus
dilakukan dengan cara yang benar, sesuai dengan tujuan dari pembelajaran. Untuk
anak usia dini (0 – 8 tahun), ketika belajar tentang seni rupa tidak hanya
bertujuan untuk berproses berkarya seni saja, karena selain itu juga diharapkan
dapat memberikan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional serta
kemandirian pada anak. Jadi dengan bimbingan yang tepat, seorang anak akan
dapat melatih potensi-potensi yang bermanfaat.
Seni rupa atau seni yang tampak adalah salah satu bentuk kesenian visual
atau tampak ada yang tidak hanya bisa diserap oleh indera penglihatan, tetapi
juga bisa oleh indera peraba, maksudnya adalah teksturnya dapat dirasakan,
misalnya kasar, halus, lunak, keras, lembut, dsb. Namun tidak menutup
kemungkinan tekstur ini adalah tekstur maya (ada namun tidak nyata) atau
tekstur ini seolah-olah ada yang dikarenakan mata kita dikelabuhi oleh sesuatu
yang tampak, misalnya sebuah foto kayu : disitu seolah-olah kita melihat adanya
tekstur namun kenyataannya tekstur itu tidak ada jika kita merabanya
2. Fungsi Seni Rupa
Seni rupa dapat berfungsi sebagai :
a. media ekspresi
b.
media komunikasi
c.
media pengembangan bakat
d.
media pendidikan
3. Aspek seni rupa
a.
Aspek grahita
b.
Aspek Garapan
c.
Aspek Tata
4. Jenis Karya Seni Rupa
a. Karya rupa murni yakni karya seni rupa yang sengaja
diciptakan sebagai sarana ekspresi komunikasi,rekreasi dan terapi.Karya seni
rupa murni ini dapat berupa dwimarta ataupun trimatra.
b. Karya seni rupa terapan yang sengaja dicipta untuk tujuan
fungsional.Karya seni rupa ini pun mencakup 2 macam yakni dwimarta dan trimarta
C. KONSEP PENDIDIKAN SENI
Pendidikan seni merupakan saran untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk
mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktivitas permainan. Melalui
permainan, kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat
pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan
untuk mengembangkan kreativitasnya.
Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni
antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan
daya cipta. Pendidikan seni adalah segala usaha untuk meningkatkan kemampuan
kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan
aturan-aturan estetika tertentu. selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan
menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi
melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak di olah dan dikembangkan.
Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas,
pendidikan seni merupakan mengolah berbagai ketrampilan berpikir. Hal tersebut
meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini di olah
melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.
Dunia anak adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai
media bermain. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan
melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa
estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi
yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya
secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni.
D. KONSEP PENDIDIKAN SENI RUPA SD
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru
digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar.
Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga
kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni rupa.Materi pelajaran yang
diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain
seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran
menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui
latihan koordinasi mata dan tangan.
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak.
Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan
pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan
seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik
anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan
kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan
demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan
Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran
budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan
kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni
Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.
E. PERLUNYA PENDIDIKAN SENI RUPA
DI SD
Menurut Sternberg ,kualitas emosional yang tampaknya penting, penting bagi
keberhasilan kualitas ini adalah kemampuan mengenali perasaannya sendiri
sewaktu perasaan atau emosi itu muncul, dan ia mampu mengenali emosinya sendiri
apabila ia memiliki kepekaan yang tinggi atas perasaan mereka yang sesungguhnya
dan kemudian mengambil keputusan- keputusan secara mantap. Kemampuan mengelola
emosi merupakan kemampuan sesorang untuk mengendalikan perasaannya sendiri,
sehingga tidak meledak dan akhirnya dapat mempengaruhi perilakunya secara
wajar. (Sternberg, Saloveri dalam Tolopan; 1997)
Menurut Pitcer (1982) mengatakan kemampuan membina hubungan bersosialisasi
sama artinya dengan kemampuan mengelola emosi orang lain. Dengan seni rupa akan
membantu anak-anak untuk mengerti orang lain dan memberikan kesempatan dalam
pergaulan sosial dan perkembangan terhadap emosional mereka. Anak-anak dengan
kemampuan ini cenderung mempunyai banyak teman, pandai bergaul. Melalui belajar
kelompok dituntut untuk bekerjasama, mengerti orang lain. Anak merupakan
pribadi sosial yang memerlukan relasi dan komunikasi dengan orang lain untuk
memanusiakan dirinya.
Menurut Goleman (1995) mengatakan bahwa idealnya seseorang dapat menguasai
ketrampilan kognitif sekaligus ketrampilan sosial emosional.Melalui bukunya
yang terkenal “Emotional Intelligences (EQ)”, memberikan gambaran spektrum
kecerdasan, dengan demikian anak akan cakap dalam bidang masing-masing namun
juga menjadi amat ahli. Perkembangan Kognitif tidak dating dengan sendirinya.
Untuk mendorong pertumbuhan, kurikulum yang disusun berdasarkan atas taraf
perkembangan anak. Serta harus dapat memberikan pengalaman pendidikan yang
spesifik yaitu melalui pendidikan senirupa di sekolah.
F. JENIS KARYA SENI RUPA
Jenis karya seni rupa antara lain :
1. Menggambar
Kegiatan menggambar di SD dapat diterapkan dalam berbagai cara dari mulai
pembuatan shet,pengembangan shet,menjadikan karya karya lukis atau gambar ,menggambar
dengan skema,memindahkan gambar denagan bantuan kisi-kisi,dan menggambar
ekspresi dengan cara memberikan gambaran kepada siswa bagaimana seorang maestro
menggarap karya mereka dari awal sampai akhir.
Kegiatan coret mencoret adalah bagian dari perkembangan motorik anak dan
anak sangat menyenangi kegiatan ini, sehingga dengan dorongan guru dan
kesempatan yang diberikan anak akan termotivasi membuat gambar.
Kegiatan menggambar merupakan salah satu cara manusia mengekspresikan
pikiran-pikiran atau perasaan-perasaanya. Dengan kata lain, gambar merupakan
salah satu cara manusia mengekspersikan pikiran-pikiran atau
perasaan-perasaannya. Dengan kata lain, gambar merupakan salah satu bentuk
bahasa.Ada 3 tahap perkembangan anak yang dapat dilihat berdasarkan hasil
gambar dan cara anak menggambar:
Pertama, tahap mencoret sembarangan. Tahap ini biasanya terjadi pada usia
2-3 tahun. Pada tahap ini anak belum bisa mengendalikan aktivitas motoriknya
sehingga coretan yang dibuat masih berupa goresan-goresan tidak menentu seperti
benang kusut.Tahap kedua, juga pada usia 2-3 tahun, adalah tahap mencoret
terkendali. Pada tahap ini anak mulai menyadari adanya hubungan antara gerakan
tangan dengan hasil goresannya. Maka berubahlah goresan menjadi garis panjang,
kemudian lingkaran-lingkaran.
Tahap ketiga, pada anak usia 3 ½ – 4 tahun, pergelangan tangan anak sudah
lebih luwes. Mereka sudah mahir menguasai gerakan tangan sehingga hasil
goresannyapun sudah lebihTujuan menggambar bagi anak:
1. Mengembangkan kebiasaan pada anak untuk
mengekspresikan diri
2. Mengembangkan daya kreativitas
3. Mengembangkan kemampuan berbahasa
4. Mengembangkan citra diri anak
2. Finger Painting (Lukisan Jari)
Pada kesempatan kali ini, kita akan mempelajari salah satu kegiatan di area
seni yaitu kegiatan melukis dengan jari tangan atau bisa dikenal dengan nama
finger painting.
Tujuan dari
kegiatan ini adalah :
- Dapat melatih
motorik halus pada anak yang melibatkan gerak otot-otot
kecil dan kematangan syaraf.
- Mengenal konsep warna primer (merah, kuning, biru). Dari warna-warna yang
terang kita dapat mengetahui kondisi emosi anak, kegembiraan dan
kondisi-kondisi emosi mereka.
- Mengenalkan konsep pencampuran warna primer, sehingga menjadi warna yang
sekunder dan tersier.
- Mengendalkan
estetika keindahan warna.
- Melatih imajinasi dan kreatifitas anak.
Ada beberapa
metode atau cara dalam kegiatan finger painting :
• Menggunakan teknik basah (kertas dibasahi dulu)
• Menggunakan teknik kering (kertas tidak perlu dibasahi)
3. Melukis
Salah satu kebahagiaan terbesar dari pelukis bukan hanya kesenangan tetapi
juga mendapatkan berbagai banyak pengalaman dengan anak-anak selagi mereka
belajar melukis. Pelajaran melukis dapat diawali oleh anak yang berusia 4-6
tahun atau usia TK. Media yang digunakan untuk melukis pada anak usia dini
biasanya cat air, cat minyak, finger painting, dan lain-lain.
Dalam pembelajaran melukis anak-anak biasanya belajar sambil bercakap-cakap
dengan temannya. Percakapan pertama mereka kebanyakan adalah tentang warna-warna
yang mereka peroleh. Sambil bereksperimen dengan mencampurkan warna-warna,
anak-anak itu bermain, bermain elemen seni ini dengan cara yang santai. Hal ini
menjaga agar kuas dan semangat mereka tetap bekerja. Ini akan membuat mereka
mengekspresikan sesuatu yang bersifat pribadi dalam lukisan.Berbeda dengan anak
usia 7 dan 8 tahun, cirikhas kelompok umur mereka adalah dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang berhubu-ngan dengan hidup mereka sendiri. Anak-anak
membuat lukisan tentang suasana hati, baik yang muram, sendu atau bersemangat
dan lucu. Biasanya suasana hati mereka disampaikan oleh warna. Mereka belajar
bagaimana warna pelengkap dan sejalan dapat membantu mengungkapkanide-ide.
4. Membentuk
Arti kata membentuk dapat dimaksudkan sebagai mengubah, membangun dan
mewujudkan. Membentuk dalam kaitan kegiatan seni rupa adalah terjemahan dari
kata dalam bahasa Belanda “boetseren” atau bahasa Inggris “modeling”. Umumnya
bahan yang dipergunakan untuk kegiatan membentuk adalah bahan-bahan lunak seperti
tanah liat, plastisin, malam lilin, playdog dan sejenisnya. Tetapi dalam
pengembangannya, selama tidak mengingkari maksud dari arti kata membentuk tadi,
dapat dipergunakan bahan-bahan lain seperti kertas, karton atau bahan-bahan
lembaran yang sekiranya dapat dibentuk.
Bahan yang tidak pernah cukup bagi mereka adalah tanah liat. Mereka tidak
bosan dengan bahan yang lengket, basah dan bisa dibentuk sesuai keinginan
mereka. Anak-anak akan menghabiskan hari mereka dengan tanah liat. Mereka suka
menyentuh tanah liat, untuk merasakan sensualitasnya.
Teknik membentuk
sangat beraneka ragam,diantaranya :
a. Disambungkan Membutsir
Membutsir adalah membuat karya tiga dimensi dari bahan yang lunak dengan
cara diremas-remas dengan tangan pada saat tanah masih dalam keadaan
lembek.Bahan yang biasa digunakan adalah tanah dan plastisin.Selain membutsir
dengan tangan yang diremas-remaskan tetapi sering juga menggunakan alat yang
disebut sudip.
b. Memahat
Membentuk dengan jalan membuang bahan yang tidak dipergunakan dengan cara
memahat.Setiap bahan ada peringkat pahat yang khusus .Media yang dapat dipakai
antara lain kayu,batu es,dsb.Karya yang dibuat dari bahan yang
disambung-sambung.
c. Cor (Menuang)
Proses menuang menggunakan bahan cair yang dituangkan pada alat acuan yang
berbentuk cetakan.Setelah menjadi keras dikeluarkan dari acuan/cetakan.Bahan
cair ini dibuat dari semen,plastic ,karet dan gips.
d. Merakit
Membuat karya dengan cara menyambung-nyambung beberapa bagian atau potongan
bahan.Caranya disebut merakit,hasilnya disebut rakitan.Potongan bahan
disambungkan dengan cara dilas,dipatri,disekrup atau dengan cara yang lain.
5. Mencetak
Mencetak adalah proses memperbanyak suatu gambar atau naskah dengan
menggunakan teknik tertentu diantaranya cetak datar,cetak tinggi,cetak
dalam,cetak saring,cetak copy,dan cetak dengan pintu out.
Mencetak dapat dilakukan anak diberbagai usia, dimulai dari anak berusia 5
tahun. Kadang-kadang seorang anak kecil akan menemukan idenya sendiri. Entah
bagaimana dengan cara apa seorang anak berusia 5 tahun dalam pembelajaran
mencetak anak menemukan bahwa menepukkan spons yang sudah diberi warna di atas
menghasilkan rangkaian pola yang berulang-ulang (perihal mencetak, merupakan
suatu kemungkinan yang menakjubkan untuk mengulanginya).
Mencetak yang formal membuthkan pelat atau stempel. Stempel tersebut
gambar-gambar yang diukir atau ditimbulkan, yang diberi tinta dan kemudian
dipindahkan ke kertas. Stempel cetak yang paling sederhana terbuat dari
Styrofoam. Selain murah juga tidak berbahaya bagi anak didik kita.
Untuk anak-anak usia 5 tahun dan 6 tahun, penting khususnya untuk menyuruh
mereka mencetak dihari yang sama. Dengan cara ini mereka sungguh-sungguh
memahami prosesnya. Semua anak menikmati mengeksplorasi efek-efek yang
dihasilkan tekstur ini ketika pelatnya dicetak.
6. Menjiplak
Sebelum membuat cetakan apapun, anak-anak dapat menggunakannya untuk
menjiplak. Mereka cukup menempatkan sehelai kertas putih diatas permukaan pelat
dan dengan krayon, menggosok-gosokannya bahkan dengan keras untuk mendapatkan
gambarannya. Anak-anak merasa teknik menjiplak cukup mengagumkan dan
menggunakannya dengan banyak cara.
Koin-koin biasanya adalah favorit mereka. Koin adalah bahan yang sederhana
dan mudah sekali didapat. Mereka dapat dengan mudah membuat banyak jiplakan
yang berbeda dari obyek-obyek yang ditemukan di sekolah. Ini merupakan cara
yang bagus untuk membuat anak-anak peka pada dunia sekitar mereka.
7. Kolase
Kolase dalam pengertian yang paling sederhana adalah penyusunan berbagai
macam bahan pada sehelai kertas yang diatur. Anak-anak di kelasbiasanya memilih
dan mengatur potongan bentuk dari kertas, kain, bahan-bahan berstektur, lalu
meletakkannya di tempat yang mereka suka. Sebagai bagian dari pengalaman mereka
dapat membuat keputusan sendiri tentang penggunaan warna, ukuran dan bentuk.
Ada beberapa macam kolase yaitu:
-
Kolase dengan
kertas dan kain
- Kolase dengan
tekstur
8. 3M (Menggunting,Menempel,Melipat)
Karya rupa 3M ini merupakan proses manipulasi lembaran kertas menjadi suatu
bentuk tiga dimensi.Di Jepang teknik seperti ini disebut teknik origami.
G. PERANAN SENI RUPA
Peranan Bagi Anak Usia Dini
Bermain bagi anak merupakan kegembiraan dan kesibukan yang penting. Dalam
bertanya seni rupa dapat menimbulkan kegembiraan. Kegembiraan anak nampak dan
terlihat disebabkan oleh keaktifan atau kesempatan bergerak, bereksperimen,
berlomba dan berkomunikasi. Dapat pula dilihat betapa senangnya anak-anak
berkarya melalui seni rupa, mereka akan bergerak-gerak dengan sadar atau tidak,
mencoba-coba sesuatu yang diinginkan. Dalam kelompok mereka selalu berlomba
untuk menyelesaikan karyanya sesuai dengan gagasannya. Apabila anak berhasil
berkarya, dengan spontan ia akan berteriak dan bergerak, menandakan kegembiraannya.
Anak berkarya sesuai dengan daya fantasinya dan apa yang dicapainya perlu
mendapat pemahaman/pengertian orang lain. Bermain sangat berguna bagi
perkembangan anak untuk persiapan dalam kehidupan masa dewasa. Permainan
dimaksudkan antara lain : Permainan “membentuk”; melatih anak untuk berkarya.
Permainan “fungsi”; melatih berbagai macam aktivitas fisik. Permainan
“peranan”; berguna untuk menyiapkan anak mampu melakukan peranan dalam
kehidupan di kemudian hari. Permainan “menerima”; berguna untuk memupuk
kemampuan menerima kebudayaan.
Peranan Guru
Peranan guru di kelas adalah menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya
dan memahami karakteristik siswa sebagai anak didik di kelasnya. Dalam
melaksanakan kegiatan kelas guru harus menjadi pengelola, perencana, penyuluh
dan perancang program yang baik dan tuntas. Guru yang simpatik, imajinatif,
kreatif dan luas pengetahuannya. Adalah prasarat mutlak bagi guru sekolah
dasar.
Peranan Sekolah
Sekolah berperan sebagai tempat membina dan melatih diri melalui pengajaran
dan pendidikan untuk mengatasi segala masalah di masyarakat kelak setelah anak
menyelesaikan sekolah. Di sekolah anak-anak dihadapkan pada tuntutan untuk
tetap bersikap teratur berdisiplin (diam/tenang), memperhatikan
petunjuk-petunjuk guru, menguasai seluruh perangkat.
H. METODE PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SD
1. Strategi Penataan
Strategi penataan
berkaitan dengan rancangan menata urutan materi pembelajaran dari yang mudah ke
yang sulit, dari konkrit ke abstrak.
2. Strategi penyampaian
Strategi
penyampaian berkaitan dengan media pembelajaran atau alat bantu pembelajaran
untuk menyampaikan materi yang telah dikemas.
3. Stategi pengelolaan
Strategi
pengelolaan berkaitan dengan kegiatan pengelolaan kelas selama pembelajaran dilaksanakan.
I. MODEL
PEMBELAJARAN SENI RUPA
1. Model Terkait
Model terkait adalah model pembelajaran terpadu yang paling sederhana
karena menekankan pada hubungan secara eksplisit tentang konsep atau
prinsip,atau pokok bahasan atau ketrampilan atau tugas,atau sikap dalam suatu
bidang studi.Pada pembelajaran SR-KT terpadu keterkaitan dalam substansial
material seni.Model terkait dalam SR-KT terpadu dapat dimodifikasikan
berdasarkan jenis matra substansial seni.Urutan keterkaitan dan besr bobot materi
masing-masing substansial materi yang terkait.
Keunggulan Model Terkait :
a. Paling sederhana sehingga paling mudah di rancang dan
dilaksanakan
Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus
Terjadi interalisasi karena adanya pengembangan konsep-konsep inti secara terus-menerus
b. Memudahkan proses transfer gagasan-gagasan
dalam pemecahan masalah.
Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan tertentu.
Siswa lebih mudah dalam mendapatkan gambaran-gambaran mengenai suatu ketrampilan tertentu.
Kelemahan Model Terkait :
a. Model terkait pada intinya adalah mengaitkan antara
prinsip,konsep ketrampilan dan tugas atau sikap pada suatu bidang kajian
tertentu.Hal ini menyebabkan SR-KT tetap terpisah dan keterpaduan tidak Nampak
walaupun hubungan telah dirancang secara eksplisit dalam suatu disiplin mata
kajian.
b. Fokus pembelajaran masih bersifat sempit
karena usaha-usaha untuk memadukan gagasan-gagasan dalam suatu bidang studi
dapat membatasi usaha mengembangkan hubungan yang lebih menyeluruh dengan
bidang studi lain.
2. Model Terjala
Merupakan pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik. Model
ini menekankan hubungan antara dua atau lebih mata pelajaran melalui tema. Pada
pembelajaran senirupa terpadu, model terjala ini dapat memadukan secara intra
bidang studi (seni music, tari) dan inter bidang studi (senirupa, music, tari,
matematika, ips, ipa dll).
Keunggulan:
a. Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif yang tinggi.
a. Melalui pendekatan tematik, pembelajaran terpadu model ini memiliki kekuaatn komprehensif yang tinggi.
b. Membangun
motivasi siswa melalui kegiatan pemilihan dan pengembangan tema
c. Meningkatkan
kemampuan wawasan guru tentang suatu konsep secara komprehensif
Kelemahan :
Kelemahan :
a. Membutuhkan waktu yang lama dalam
merancang pembelajaran
b. Ketrampilan seni rupa yang
diperoleh siswa kurang optimal
c. Guru memerlukan kemampuan mengevaluasi proses dan produk pembelajaran
agar perncanaan dan pelaksanaan pembalajaran dapat tercapai secara optimal
3. Model
Terpadu
Model terpadu merupakan pembelahjaran terpadu yang menggunakan tema yang
diangkat dari adanya tumpang tindih tentang konsep ketrampilan dan sikap dalam
kurikulum yang berlaku dari berbagai mata pelajaran atau mata kajian.
Keunggulan :
a. Mampu membangun motivasi siswa
b. Mampu mengembangkan aspek sikap pada dampak pengiring dalam pembelajaran
c. Menghemat waktu
d. Memiliki kekuatan komprehensif yang tinggi
Kelemahan :
a. Membutuhkan kurikulum yang mengacu pada keterpaduan serta
kebijakan-kebijakan pendukung dalam system evaluasi pembelajaran
b. Membutuhkan waktu, tenaga dan pikiran dalam merancang model pembelajaran
terpadu
c. Model terpadu merupakan pembelajaran terpadu yang paling rumit.
J. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
SENI RUPA
Pembelajaran Pendidikan Seni dilaksanakan baik dengan pendekatan terpisah
dan terpadu. Pendekatan terpisah ialah melaksanakan pembelajaran setiap bidang
seni, sesuai dengan ciri-ciri khusus dan kesatuan substansi masing-masing.
Pendekatan terpadu ialah melaksanakan pembelajaran yang memadukan bidang-bidang
seni dalam bentuk seni pertunjukan, seni multimedia, atau kolaborasi seni.
Pembelajaran Pendidikan Seni secara terpadu meliputi pembelajaran apresiatif
dan produktif.
Pembelajaran apresiatif secara terpadu dilaksanakan dengan kegiatan
apresiasi terhadap karya seni yang merupakan perpaduan antara dua atau lebih
bidang seni, baik secara langsung maupun melalui media audio-visual, misalnya
pertunjukan musik, tari, teater, atau film. Pembelajaran produktif secara
terpadu dilaksanakan dengan kegiatan berkarya dan penyajian seni yang
melibatkan dua atau lebih bidang seni, misalnya dalam bentuk seni pertunjukan
atau kolaborasi antar bidang seni.
Alternatif pelaksanaan mata pelajaran Pendidikan Seni sebagai berikut.
Sekolah yang memiliki lebih dari satu guru bidang seni, masing-masing guru
memberikan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya secara terpisah. Siswa
memilih salah satu bidang seni sesuai dengan minatnya. Pembelajaan secara
terpadu dilaksanakan dengan kerja sama antara guru-guru bidang seni yang
bersangkutan. Sekolah yang hanya memiliki guru salah satu bidang seni, guru
tersebut melaksanakan pembelajaran seni sesuai dengan bidangnya, tetapi sedapat
mungkin juga melaksanakan pembelajaran seni secara terpadu, sesuai dengan
kemampuannya.
Materi pokok yang bersifat teoritik tidak diberikan secara terpisah, tetapi
secara integratif dengan materi kegiatan apresiasi seni, berkarya seni, kritik
seni, dan penyajian seni. Pembelajaran yang bersifat praktek (berkarya) lebih
berorientasi pada proses dari pada hasil, sehingga lebih menekankan usaha
membentuk dan mengungkapkan gagasan kreatif dari pada kualitas komposisi yang
dihasilkan.
Dalam pembelajaran Pendidikan Seni, pengembangan sikap memiliki kedudukan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan, dan pengetahuan. Untuk
menunjang pembelajaran materi yang mengarah pada penguasaan keahlian
profesional, termasuk menggambar dengan mistar (menggambar konstruksi), perlu
ditunjang dengan program ekstrakurikuler, sesuai dengan bakat dan minat siswa.
K. PERKEMBANGAN SENI RUPA ANAK SEKOLAH
DASAR
1. Perodisasi menurut Kerchensteiner (Muharam dan Sundaryati,
1991: 34) Upaya yang telah dilakukan Kerchensteiner adalah mengadakan
penyelidikan pada anak anak dari masa bayi sampai empat belas tahun. Dari
100.000 buah gambar ia menggolongkannya dalam beberapa periode, masa,
yaitu:
Masa Mencoreng :
0 3 tahun
Masa bagan : 3 - 7
tahun
Masa bentuk dan
garis : 7 - 9 tahun
Masa bayang-bayang
: 9 - 10 tahun
Masa persfektif :
10 - 14 tahun
2.
Periodisai menurut Cyrl Burt (Lowenfeld, 1975: 118-119) Membagi periodisasi
gambar menjadi tuju tingkatan, yaitu:
Masa mencoreng : 2 - 3 tahun
Masa garis : 4 tahun
Masa simbolisme deskriptif : 5 - 6 tahun
Masa realisme deskriftif : 7 - 8 tahun
Masa realisme visual : 9 - 10 tahun
Masa represi : 10 – 14 tahun
Masa pemunculan artistic : masa adolesen
Masa mencoreng : 2 - 3 tahun
Masa garis : 4 tahun
Masa simbolisme deskriptif : 5 - 6 tahun
Masa realisme deskriftif : 7 - 8 tahun
Masa realisme visual : 9 - 10 tahun
Masa represi : 10 – 14 tahun
Masa pemunculan artistic : masa adolesen
3.
Periodisasi masa perkembangan seni rupa anak menurut Viktor Lowenfeld dan
Lambert Brittain adalah: Penyelidikan yang dilakukan terhadap anak-anak usia 2
sampai 17 tahun menghasilkan periodisasi sebagai berikut:
Masa mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun
Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun
Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Masa mencoreng (scribbling) : 2-4 tahun
Masa Prabagan (preschematic) : 4-7 tahun
Masa Bagan (schematic period) : 7-9 tahun
Masa Realisme Awal (Dawning Realism) : 9-12 tahun
Masa Naturalisme Semu (Pseudo Naturalistic) : 12-14 tahun
Masa Penentuan (Period of Decision) : 14-17 tahun.
Langganan:
Postingan (Atom)